Selamat Datang di Blog KONI Kabupaten Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan, Kita Raih Prestasi Kita Raih Kejayaan Membangun Bumi Bersujud

Saturday, December 3, 2011

Kain Batik dan Tiga Akreditasi

Perjalanan dari Jakarta menuju Kyiv, Ukraina untuk meliput undian Euro 2012 termasuk salah satu trip yang menegangkan. Sejak dari Jakarta, saya tahu di Inggris sedang terjadi pemogokan karyawan termasuk pegawai imigrasi di bandara Heathrow, London, yang menuntut perbaikan regulasi pensiun.
Sebetulnya perjalanan ke Kyiv dari Jakarta dengan transit di Hong Kong dan London membuang banyak waktu, jika dibandingkan dengan jalur perjalanan lain terutama jika melalui Istanbul, Turki. Orang Ukraina kebanyakan terbang dari Asia untuk pulang ke negaranya dengan transit di Istanbul karena waktunya lebih cepat.
Hanya saja, saya terpaksa mengambil jalur melalui London dengan memakai pesawat British Airways karena dari Kyiv saya memang akan kembali ke London. Jadi, memang lebih memudahkan dari sisi tiket perjalanan.
Padahal kalau melihat peta, Kyiv sudah terlewati saat terbang dari Hong Kong ke London. Jarak tempuh London ke Kyiv sendiri sekitar lima jam. Jadi, perjalanan hingga ke Kyiv sebetulnya membuang  sekitar14 jam (bolak-balik Kyiv-London) ditambah empat jam transit di Heathrow.
Dan ketegangan menjadi kenyataan ketika tiba di London sekitar pukul 04.00 pagi. Untuk connecting flight termasuk ke tempat boarding menuju Kyiv harus melalui Gate B dan C untuk pemeriksaan imigrasi. Antrian panjang orang-orang yang hendak melanjutkan perjalanan ke luar London menanti dan tidak ada petugas yang melayani. Beberapa petugas yang ada di dalam gate hanya duduk-duduk tanpa mau melayani. Itu pasti dampak atau bagian dari pemogokan yang sedang terjadi di Inggris.
Satu jam berlalu dalam antrian, orang-orang mulai memanggil para petugas yang ada untuk menanyakan nasib kami. Mereka hanya bisa menjawab: “Tunggu 10 menit, tunggu 10 menit.” Padahal antrian sudah lebih dari 1 jam.
Suasana kian memanas karena kami membutuhkan kepastian untuk mengejar penerbangan. 30 menit kemudian, mulai ada yang marah-marah dan beruntung pada saat bersamaan dating satu penjaga imigrasi yang mempersilahkan semua orang kembali ke antrian dan dia membuka pintu imigrasi. “Akhirnya!” kata orang-orang serempak.
Namun, ketegangan belum berakhir. Tempat di gate tampat boarding menuju Kyiv masih sangat lenggang, tak ada petugas satu pun dan pengumuman terus menurus terdengar dari pengeras suara untuk memberi tahukan perubahan jadwal keberangkatan dari Heathrow atau meminta para penumpang untuk menanti boarding di masing-masing gate keberangkatan.
Saya pun menanti dengan was-was. Begitu pula dengan penumpang lain menuju Kyiv yang satu per satu berdatangan. Mereka pun berusaha mencari kepastian soal keberangkatan dan tepat pukul 07.00 petugas gate mulai berdatangan. Meski masih harus menanti satu jam lagi, tetapi kehadiran para petugas membuat penumpang tenang dan tepat pukul 08.00 pagi hari waktu London pesawat terbang menuju Kyiv.
Sesampainya di Kyiv, saya hanya bisa menyimpan koper di Hotel Mir tempat saya menginap dan langsung mengurus akreditasi di National Palace of Arts Ukraina. Tempat tersebut hanya tiga pemberhentian Metro dari hotel.
Setelah mendapatkan akreditasi, saya bertemu Teresa Moraes, manajer akreditasi media UEFA. Saya pertama kali bertemu Teresa pada 2007 menjelang final Liga Champion antara AC Milan vs Liverpool di Athena. Ketika itu saya melobi Teresa agar BOLA/BOLANEWS mendapat tiga akreditasi untuk meliput Euro 2008 di Austria dan Swiss. Biasanya satu media cetak maksimal hanya mendapat dua akreditasi yakni satu untuk wartawan dan satu untuk fotografer seperti yang dialami BOLA/BOLANEWS sebelum-sebelumnya. Dengan berbagai pertimbangan yang saya kemukakan, Teresa akhirnya membantu BOLA/BOLANEWS untuk mendapat tiga akreditasi.
Misi yang sama kembali saya lakukan saat bertemu Teresa. Saya memohon agar UEFA memberi lagi tiga akreditasi kepada BOLA/BOLANEWS untuk meliput EURO 2012. Lobi kali ini terasa lebih santai karena kami sudah saling kenal dan cukup lama tidak bertemu. Obrolan justru lebih banyak soal kabar dan kesibukan masing-masing. Sementara itu, untuk tiga akreditasi, Teresa berjanji membantu lagi. “Silahkan masukan ketiga namanya. Di mana saja mereka akan bertugas?” tanya Teresa.
“Satu wartawan di Ukraina, satu wartawan di Polandia, dan satu fotografer akan keliling,” jawab saya.
Tidak lupa saya memberikan bingkisan kain batik yang saya bawa untuknya. “Ini bukan sogokan ya... Saya benar-benar membawa bingkisan untuk Anda.” Teresa hanya tertawa. “OK, besok kita bertemu lagi di acara undian,” ucapnya menutup pembicaraan.

No comments: